Warta Lereng Gunung Argopuro, Rembang, Jawa Tengah

Rembang Gagas Film Sejarah

Pemkab Rembang melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) setempat tengah menggagas pembuatan film kolosal bertemakan sejarah Rembang. Film tersebut dibuat untuk keperluan promosi potensi wisata lokal kabupaten di ujung timur Jawa Tengah itu.

Kepala Bidang Pariwisata pada Disbudparpora Murni Nur Rif’ah menyebutkan, rencana pembuatan film kolosal tersebut sudah dikomunikasikan dengan Bagian Budaya pada Direktorat Jenderal (Dirjen) Destinasi Pariwisata RI. “Film ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara utuh mengenai sejarah Rembang, meliputi sejarah Sunang Bonang, RA Kartini, hingga batik tulis Lasem,” jelasnya. Baca entri selengkapnya »

Filed under: batik, Bonang, Lasem, Pecinan, Pesantren, produk lokal, Sejarah, Tokoh, Umum, , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Lestarikan Batik Lasem Hantar Santoso Terima Penghargaan Upakarti

Keinginan Santoso melestarikan batik lasem dengan cara memberdayakan masyarakat terlibat dalam memproduksi kain tradisional , menghantarkannya menerima penghargaan Upakarti Jasa Pelestarian dari Presiden SBY pertengahan bulan Desember mendatang. Santoso akan bertemu Presiden SBY menerima Upakarti, bersama penerima lainnya di Istana Presiden.

Ditemui di kediaman sekaligus tempat usaha di desa Karangturi kecamatan Lasem, Santoso menyebutkan, tidak menyangka apabila upayanya melestarikan batik dengan menggandeng masyarakat ikut serta dalam memproduksi batik lasem akan mendapat penghargaan Upakarti dari Presiden. Keputusan melibatkan masyarakat beberapa desa dan kecamatan bekerja pada perusahannya semata-mata memberi pekerjaan sampingan, sekaligus mengajak untuk melestarikan batik lasem. Baca entri selengkapnya »

Filed under: batik, Lasem

Sentra Batik Tulis Lasem

Batik merupakan salah satu warisan budaya di Indonesia. Keunikan dan cara pembuatan yang khas membuat batik sangat digemari oleh wisatawan baik dari dalam negeri maupun manca negara, bahkan akhir – akhir ini banyak negara luar yang meniru bahkan mengklaim bahwa corak batik tertentu adalah milik mereka.

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kabupaten Rembang juga mempunyai warisan nenek moyang satu ini. Batik tulis Lasem begitu orang menyebutnya. Ciri khas dari batik tulis Lasem adalah motif pesisiran dengan corak yang unik yaitu warna dominan adalah merah dan biru. Berbagai motif juga sudah dikembangkan untuk menambah corak, warna dan keunikan batik tulis Lasem diantaranya adalah Motif Naga Kricak, Selendang sekar jagat Violet, Lerek gunung ringgit letohan dan masih banyak lagi motif – motif lainnya. Baca entri selengkapnya »

Filed under: batik, Lasem

Batik Lasem: Campuran Kebudayaan Jawa dan Cina

Secara umum Batik di tanah jawa di bagi menjadi dua golongan besar yaitu batik dari pesisiran salah satunya adalah batik Lasem, Cirebon, Tuban dan sebagainya. Batik pesisiran dipengaruhi oleh budaya asing hal ini disebabkan karena banyaknya orang asing yang singgah dipelabuhan. Golongan yang ke dua adalah batik dari kerajaan contohnya adalah batik Solo, Jogja, Banyumas dan sebagainya. Batik ini tidak mendapat pengaruh dari asing, demikian menurut Sigit Wicaksono salah seorang pengusaha dan pengamat batik Lasem.

Menurutnya, kebudayaan Cina paling banyak berpengaruh pada Batik Lasem. Sebagai contoh motif yang dipengaruhi oleh kebudayaan cina adalah motif yang menggunakan gambar burung hong dan pokok – pokok pohon bambu. Menurut kepercayaan Cina pohon bambu melambangkan kerukunan keluarga yang kuat. Baca entri selengkapnya »

Filed under: batik, Lasem

Sunan Bonang dan Putri Malokha

Di dalam Kitab Negarakertagama maupun Pararaton tidak disebutkan adanya keturunan Bhre Lasem, hingga tidak dapat diketahui tentang genealoginya. Meskipun demikian ada beberapa Bhre Lasem yang disebut dalam Pararaton, yaitu Kusumawardhani yang dikenal sebagai Bhre Lasem Sang Ahayu (Bhre Lasem yang cantik), Ia adalah putri Hayam Wuruk dari permaisurinya yang bernama Paduka Sori, Putra Bhra Parameswara.

Kusumawardhani menikah dengan saudara sepupunya yang bernama Wikramawardhana alias Bhra Hyang Wisesa. Wikramawardhana adalah anak Dyah Nittaja, yaitu adik Hayam Wuruk yang kawin dengan Bhre Paguhan yang bernama Singhawardhana. Kemudian ada lagi yang di sebut sebagai Bhre Lasem yaitu Negarawardhani yang dikenal dengan sebutan Bhre Lasem sang Alemu (Bhre Lasem yang gemuk). Ia adalah anak Bhre Pajang yang diperistri oleh Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selir. Setelah itu disebut sebagai Bhre Lasem adalah putri Bhre Wirabhumi. Baca entri selengkapnya »

Filed under: Bonang, Lasem

Fosil Perahu Dagang yang Terdampar di Pantai Rembang

Salam Kenal, Beberapa waktu lalu, anda pasti pernah membaca mengenai berita tentang diketemukannya Fosil Perahu di Pantai Rembang. Berita ini telah diterbitkan di harian Suara Merdeka dan Harian Kompas pada tanggal 2 Agustus 2008. Memang sudah telat sich, ketika saya mencoba memberitahukan hal ini kepada Anda.

Saya sendiri yang berasal dari Kota kecil Penghasil Garam (Rembang), tempat di temukannyafosil tersebut merasa kaget. Kenapa mbak???? Dalam fosil perahu tersebut terdapat kepala arca wanita, berparas Etnis Tionghoa, patahantongkat kayu sepanjang kurang lebih 40 cm, tulang manusia, dan sejumlah peralatan dapur yang usianya diperkirakan ratusan tahun.

Lho kok bisa??? Padahal di Kabupaten Rembang yang merupakan “Pecinan” ada di Kota Lasem. mengapa fosil kapal yang ditemukan malah berada di Rembang??? Baca entri selengkapnya »

Filed under: Lasem, Pecinan, Sejarah, , , , , , ,

Sejarah Di Kota Lasem

Lasem merupakan salah satu kota yang terletak di Kabupaten Rembang, sekitar 110 Km dari Semarang ke arah timur, sepanjang jalur pantura. Disebelah barat menjulang Gunung Argopuro, dan disebelah timur terdapat persawahan yang tersebar luas. Selama abad 11 Lasem merupakan kota besar sepanjang garis pantura.

Pada awal abad ke-14, kota kecil Lasem merupakan salah satu kekuasaan Kerajaan Majapahit yang ada di Jawa Timur. Kerajaan ini telah ada di Indonesia sejak abad ke-13 sampai abad ke-15. Dan mulai runtuh ketika Islam datang ke Indonesia. Tome Pirres, seorang pengelana Portugis, mencatat bahwa dari wilayah Rembang ke erah timur sampai wilayah Tuban, telah terkenal sebagai pengrajin kayu.

Pada tahun 1351, Lasem diperintah oleh Ratu Dewi Indu yang berperan sebagai Adipati (Perdana menteri bagi wilayah yang bersangkutan) di bawah kerajaan Majapahit. Baca entri selengkapnya »

Filed under: Argopuro, Lasem, , , , , , , , , , , ,

Road to Rembang; Lasem; Sedan

Part 1

Perkenalkan, nama saya Rachma Safitri. Perjalanan kali ini saya tidak sendiri. Berlima bersama Rizki Nurindiani AKA Indie, Dhiraestria Dyah Pramesi AKA Superdhira, Aria Dewangga AKA Kampang dan Wisnu Aribowo AKA Apow.

“Duh, kok hujan ya”, celoteh kami di dalam mobil. “Duh, bisa dapet foto nggak ya”? tanya saya sedikit bimbang. Semoga mendung berganti baju dan awanpun menjadi biru.

Manahan Solo, 09.00

Dari Jogja, perjalanan kami awali melalui Solo, menjemput seorang rekan Bambang AKA Bembi di Manahan. Sejenak kami bertegur sapa dengan sang Bunda. Berhubung beberapa perut dari kami belum terisi, maka langsung meluncur mencari sarapan. Baca entri selengkapnya »

Filed under: Lasem, Pancur, Sedan, , , , , , , , , , , ,

Sejarawan di Rembang Rekomendasikan Lasem sebagai Kota Cagar Budaya

Masyarakat Sejarawan Indonesia Kabupaten Rembang bersama puluhan guru se-Kabupaten Rembang menyusuri Sungai Lasem di Kecamatan Rembang, Jawa Tengah. Mereka berupaya menginventarisasi jejak-jejak sejarah di sekitar sungai tersebut dan bakal merekomendasikan kota tua Lasem dan Sungai Lasem sebagai Kota Cagar Budaya (heritage town).

Dalam kegiatan bertema ”Menyusur Sungai, Meretas Sejarah Cina di Lasem” itu, Minggu (29/11), Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Rembang mencatat sembilan jejak sejarah di bantaran Sungai Lasem. Jejak sejarah yang dimaksud adalah Klenteng Makao, bekas pelabuhan Dasun, Masjid Tiban, parit jalur candu, kembatan lori pengangkut kayu, bekas permukiman China, galangan kapal, bekas pos pengawasan laut, dan situs tambak bathuk mini. Baca entri selengkapnya »

Filed under: Lasem, , , , , , , , , , , , , , , ,

Jejak-jejak Sejarah Lasem

Gorong-gorong jalur candu di bantaran Sungai Lasem, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sudah tidak bersisa lagi. Gorong-gorong itu sudah terkubur sedimen sungai yang ditumbuhi pohon bambu. Di bawah pohon itu bertengger WC alias kakus.

Bekas gorong-gorong yang menyerupai terowongan itu merupakan saksi bisu sejarah perdagangan candu di Lasem. Melalui gorong-gorong itu, para pedagang menyelundupkan candu menggunakan perahu jukung menuju gudang penyimpanan di belakang Klenteng Makco.

Warga Desa Dasun, Turi Prasetyo (38), mengatakan, sekitar dua tahun lalu pintu air fondasi itu diambil dan dijual sejumlah warga. Pintu itu terdiri dari empat papan kayu jati seluas sekitar 4 meter persegi yang dipasang berjejer. ”Di bagian bawah pintu air itu terdapat balok-balok kayu jati yang juga sudah diambil sejumlah penduduk,” kata warga yang bertempat tinggal di samping depan fondasi galangan kapal tersebut. Baca entri selengkapnya »

Filed under: Lasem, , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Total Tamu

  • 57.524 Orang
free counters